Perkembangan Teknologi Dan Informasi

Perkembangan Teknologi Dan Informasi - Bullying Melalui Media Sosial Semakin Marak



Google Image - Perkembangan Teknologi Dan Informasi


Perkembangan Teknologi Dan Informasi - Banyak persoalan bullying atau perundungan terjadi belakangan. Duh, kejadian ini pasti membuat orang tua takut ya, Bun. Apalagi, bullying tidak tidak banyak terjadi pada anak-anak dan remaja.

Berdasarkan penjelasan dari psikolog Patricia Yuannita, M.Psi, sebenarnya persoalan perundungan sudah ada dari tahun 1990-an. Semenjak itu, perundungan berkembang dengan pesat.

"Perundungan berkembang pesat sebab pertumbuhan ekonomi dan teknologi. Keduanya memicu anak-anak dan remaja ini untuk bertahan di lingkungan," kata wanita yang akrab disapa Yoan ini dalam Diskusi Bersama Ngobras, di Nutrifood Inspiring Center, Matraman, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Menurutnya, anak dan remaja zaman sekarang menggarap perundungan atau bullying karena sedang mencari identitas. Pencarian identitas ini ditentukan dan menilai eksistensinya melalui media sosial.


"Dengan media sosial, anak-anak ini berusaha mengekspresikan diri mereka. Nah, masalahnya perkembangan teknologi tidak dapat dibuntuti dengan baik oleh anak-anak," ujar Yoan.

Efek dari perkembangan teknologi ini pun mengakibatkan anak dan remaja berkeinginan terlihat lebih kuat melalui bullying. Padahal, mereka sendiri sedang mencari identitasnya.

Yoan menambahkan, peran orang tua ialah dapat memahami tahap perkembangan anak. Namun, ketika anak menjadi korban atau pelaku perundungan, tidak semua kesalahan berasal dari orang tua ya, Bun.

"Perundungan tidak bisa sepenuhnya disalahkan ke orang tua, karena mereka juga sedang mengikuti perkembangan zaman. Orang tua juga belum terlatih karena tidak begitu saja tahu kiat parenting yang baik," tutur Yoan.
Salah satu kiat efektif guna orang tua untuk membantu remaja yang sedang mencari jati diri merupakan melakukan komunikasi emosional. Artinya orang tua paham dengan kebutuhan anak.

"Dengan komunikasi emosional, orang tua dapat mengajar skill untuk menonton emosi anaknya sendiri. Selanjutnya, orang tua dapat mengajar emosi anak, mengajarkannya sekian tidak sedikit emosi seperti emosi saat marah atau sedih," kata Yoan.


Di tahap perkembangan remaja yang riskan, orang tua harus mengajarkan nilai-nilai keluarga sejak dini pada anak. Sehingga, saat anak tumbuh remaja dan sedang mencari identitasnya, anak sudah siap dan dapat memungut keputusan yang baik dan bertanggung jawab.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.